Bunuh diri memang identik dengan gangguan kejiwaan. Banyak kasus gangguan kejiwaan yang mempunyai keterikatan dengan adanya ide bunuh diri dan usaha membunuh diri.
Psikiater dalam wawancara dengan pasien sering kali menanyakan adanya ide bunuh diri baik yang dilakukan secara aktif (misalnya dengan adanya niat khusus melakukan upaya bunuh diri) atau dengan pasif (melakukan sesuatu yang sifatnya mempercepat keparahan penyakit, misalnya pada pasien dengan gangguan medis yang berat).
Bunuh diri sendiri memang sering dikaitkan dengan gangguan depresi walaupun tidak semua masalah bunuh diri hanya terkait dengan kondisi gangguan depresi saja.
Depresi
Gangguan depresi adalah gangguan kejiwaan yang banyak dikaitkan dengan adanya ide bunuh diri. Selain 3 gejala utama yang khas, yaitu menurunnya suasana perasaan (mood), tidak adanya harapan hidup dan ketidakinginan melakukan sesuatu, pasien dengan gangguan depresi juga sering memiliki ide-ide bunuh diri.
Ide bunuh diri ini dikaitkan dengan suasana perasaan hampa dan kosong yang membuat penderita depresi merasa tidak ada gunanya hidup lagi. Pasien dengan ide bunuh diri yang kuat biasanya pernah memikirkan dan bahkan melakukan upaya pembunuhan diri sendiri. Sering ada beberapa kasus melakukannya berulang dan menimbulkan masalah kegawatdaruratan psikiatri.
Psikiater dalam wawancara dengan pasien gangguan depresi perlu bertanya mengenai adanya ide-ide bunuh diri. Dahulu banyak kekhawatiran apakah dengan ditanya, pasien malahan akan melakukan ide bunuh diri itu. Hal ini tidak tepat karena pada dasarnya tidak mudah untuk melakukan suatu keputusan mengakhiri hidup sendiri.
Itulah mengapa sering kali ditemukan bahwa orang yang melakukan bunuh diri biasanya malah tidak mengungkapkan keinginannya terhadap orang lain selain daripada banyak di antara mereka menulis surat wasiat perpisahan.
Gangguan kepribadian
Selain gangguan depresi, ide bunuh diri dan usahanya juga sering ditemukan pada banyak kasus gangguan kepribadian ambang atau Borderline Personality Disorder.
Pasien dengan kondisi kepribadian ini biasanya mengalami fluktuatif mood yang cukup dominan atau sering disebut mood swing. Rasa marah terhadap diri sendiri juga sering dikaitkan dengan upaya melukai diri sendiri. Tidak heran perilaku melukai diri seperti mengiris kulit tangan sendiri (self cutting) banyak ditemukan pada pasien-pasien dengan kepribadian ini.
Ada beberapa kasus orang dengan gangguan kepribadian ambang mengancam orang terdekat atau pasangannya akan melukai dirinya sendiri jika dia ditinggalkan. Pada banyak kasus gangguan kepribadian ambang, masalah hubungan interpersonal dengan orang dekat memang sering menjadi masalah.
Orang dengan kepribadian ambang sering merasa sulit membina hubungan yang erat dengan orang lain. Kekhawatiran akan ditinggalkan malah membuat mereka lebih sering meninggalkan orang lain.
Halusinasi
Gangguan jiwa seperti skizofrenia paranoid juga dikaitkan dengan upaya membunuh diri. Biasanya pasien skizofrenia paranoid membunuh diri karena adanya suara-suara bisikan (halusinasi) yang membuatnya melakukan itu. Ketidakmampuan pasien untuk mengatasi halusinasi dan dorongan dari halusinasi itu yang membuat pasien dengan skizofrenia mengalami bunuh diri.
Hal ini juga bisa terjadi pada pasien dengan gangguan depresi yang mempunyai ciri psikotik. Jadi pasien gangguan depresi ini mempunyai juga halusinasi yang biasanya meminta atau menyuruh pasien untuk melakukan bunuh diri karena rasa berdosa. Ini juga sering ditemukan pada kasus sehari-hari.
Cegah bunuh diri
Kasus bunuh diri bisa terjadi pada berbagai macam masalah kesehatan jiwa. Mengenali dengan segera gangguan depresi dan hal-hal yang berkaitan dengan gangguan kejiwaan bisa mencegah masalah terkait bunuh diri. Pengobatan yang segera juga harus dilakukan dengan baik dan tepat.
Pengobatan yang tepat akan mampu untuk mengembalikan fungsi pasien secara maksimal dan mengurangi kemungkinan buruk dari suatu masalah kejiwaan yaitu hilangnya nyawa. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Salam Sehat Jiwa
Penulis:dr Andri | SpKJ, FAPM | |||||
Editor : Alfrets |
Posting Komentar